Senin, 19 Desember 2011

sebuah kisah miskomunikasiong : ini JANGAN!

di tulis oleh : amey moed


Si udin lagi pacaran sama sri di teras di depan rumahnya sri. Udin yang seorang suku bugis tulen dan sri wanita muda manis bersuku jawa, tinggal di sebuah perkampungan daerah transmigrasi. Keduanya saling mengenal setelah satu tahun tinggal di daerah tersebut, karena merasa cocok dan "klik" akhirnya mereka memutuskan untuk menjalin kasih.

"apa toh mas dari tadi kok ngeliatin sri kayak gitu, sri kan malu". sri merasa risih dengan si udin yang terus memandangnya sampai-sampai jadi salah tingkah padahal ia merasa tidak banyak tingkah.

"E.. kEnapa malu?". [dibaca dengan penekanan pada huruf E] 

"ya malu toh wong dilihatin terus, ada yang aneh opo mas?" jawabannya sri agak di manja-manjain dikit.

"Sri.. aku mau bilang sama ibumu pengen putus".

Sri terkejut dengan kata-kata sang pujaan hatinya yang tiba-tiba pengen minta putus, ia pun langsung bertanya sambil menatap dalam-dalam mata si udin [wah ini orang ga cuci muka kayanya, dalam hati si sri]

"kok gitu mas, katanya sayang sama sri ko sri di putusin sih.." [baca dengan logat jawa]

"iya mo minta ibu kamu cepet-cepet putusin tanggal pernikahan kita'' gombal si udin.

"ah mas udin iki loo... bikin aku kaget aja! sri nda mau putus sama mas udin". sri semakin manja ia berbicara sambil menarik-narik lengan baju arjunanya plus body language yang di buat seperti ulat bulu yang lagi gatel-gatel meliuk sana meliuk sini.

Cukup lama keduanya ngobrol disana, saling rayu, saling canda, bikin sri berbunga-bunga sampai serasa berada di taman dengan berbagai bunga yang mekar ada bunga mawar, melati, matahari, bunga kertas sampai bunga plastik juga ikutan mekar. berbeda dengan udin yang berasa seperti pangeran yang sedang bergembira karena mendapatkan seorang putri kayangan yang terdampar di sebuah sungai, sungai yang penuh dengan kemilau batu-batu ada batu berlian, batu jamrud, batu giok, sampai batu bata.

Tiba-tiba suara ibu sri terdengar memanggil dari dalam rumahnya.

"nduk sri.. mas e di ajak dahar disek"
[artinya sri masnya di ajak makan dulu]

"inggih buk" jawab si sri dengan bahasa yang lebih halus. [artinya iya buk

"mas, makan dulu ya. ibukku sudah masak buat mas udin tuh" 

Udin menurut saja ajakan sang puterinya, juga menghormati sang calon mertua. seolah sedang memenuhi undangan makan di kerajaan udin telah disiapkan dengan berbagai hidangan.

"dahar disek nak, iku masakan e ibuk" [makan dulu nak, itu masakannya ibu]

Sri yang sedang menyiapkan air kobokan untuk si udin, nampak sibuk mengambil air dari sebuah tempat penampungan air. Sementara sang ibu menemani udin di meja makan bercakap-cakap sedikit sekedar intermezo. setelah sri kembali ke maeja makan barulah sang ibu pergi meninggalkan mereka berdua untuk makan.

"ayo mas di makan, adanya cuma ini"

"iya gak papa"

Pas lagi ayik makan..

"mas kok makannya dikit banget, gak suka masakannya ya?" kata sri sambil lihat piring si udin yang cuma berisi nasi putih super sedikit dan sambel doank.

ketika udin hendak berbicara si ibu melintas diantara mereka.maka di urungkan niat udin untuk menjawab pertanyaan sri dengan melahapan seluruh isi piringnya, takut di bilang gak sopan berbicara pada saat makan.

"Sri aku mau pulang ya" kata si udin setelah selesai membasuh tangannya.

"iya mas, hati-hati ya.."

"buk saya pulang dulu" pamit si udin pada calon mertua.

"oh iyo nak, ati-ati"

Sri menutup pintu pagar dan kembali kemeja makan yang belum sempat iya bereskan setelah makan tadi.

"mas mu ga doyan masakan e ibuk to nduk, "

"ngak tau tuh buk mas udin ga ngomong apa-apa"

"mau karo ibuk wes tak plathing ne loh, jare ibuk  iki nak iwak e, iku nasi e lah iki jangan e". [tadi sama ibu sudah di siapin , kata ibuk ini ikannya, itu nasinya nah ini sayurnya]

"oalah ibuk bilang gitu??? pantesan, mas udin gak makan!!!" sri jadi cemberut.